Leadership Dialogue

   Pada tanggal 30 Agustus 2018, The Asian Banker menyelenggarakan Future of Finance Conference yang bertempat di Ritz Carlton Hotel Mega Kuningan. Pada kesempatan tersebut, salah satu dosen Binus University, yaitu Yoyo Cahyadi SE., MM yang juga merupakan seorang praktisi di bidang perbankan, turut menjadi salah seorang panelis dalam Leadership Dialogue: Indonesia’s financial services and technology shift in the coming years. Dialog bersama Dinis Guarda (CEO & Founder Ztudium), Adrian Gunadi (Co-Founder & CEO Investree), dan Malikkhan Kotadia (Co-Founder and Chairman Finnovation Labs and Co-Founder Global Blockchain Advisory Foundation) tersebut dimoderatori oleh Foo Boon Ping (Managing Editor The Asian Banker).

   Dialog tersebut membahas mengenai perkembangan dan tantangan dunia perbankan dan financial technology (fintech) di Indonesia. Dalam dialog tersebut, Yoyo menjelaskan mengenai salah satu studi kasus di Indonesia yaitu bagaimana Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) bertransformasi dari bank yang sangat konvensional menjadi digital bank. Proses dimulai ketika sekitar tahun 2013 BTPN berada di simpang jalan apakah akan melakukan ekspansi dengan membuka cabang baru atau mencari cara lain untuk bersaing. Tim yang ditunjuk kemudian melakukan riset dan menemukan bahwa perkembangan industri perbankan ke depan akan dipengaruhi oleh teknologi. Dari situ lalu mulai dibangun proyek untuk meluncurkan Jenius. Jenius merupakan salah satu produk bank digital account pertama di Indonesia karena bukan e-money tetapi betul-betul riil bank account, yang pembukaannya tidak mengharuskan nasabah datang ke cabang.

   Sebagai pionir, tantangan yang dihadapi BTPN tidak mudah. Selain meyakinkan regulator, tentunya juga harus mengedukasi nasabah. Dampak lain adalah tahun lalu, BTPN perlu melakukan pengurangan karyawan, sehingga diluncurkan program voluntary termination. Hal ini berlangsung dengan sukses karena BTPN melakukan inovasi yaitu karyawan selain mendapatkan pesangon, juga mendapatkan pembekalan untuk menjadi enterpreneur (dengan cara dikenalkan dengan bisnis franchise) atau menjadi karyawan lagi (diberi pelatihan untuk membuat CV dan interview kerja).

   Sebagai kesimpulan, dalam dialog tersebut juga dibahas bahwa perkembangan ekosistem saat ini yang mendorong kolaborasi antara fintech dan bank akan semakin memajukan industri keuangan. Tantangan dalam kolaborasi tersebut selalu ada, antara lain birokrasi dan cara kerja yang berbeda antara bank dan fintech, Namun, kesediaan dari kedua belah pihak untuk bekerja sama akan dapat semakin memperkecil gap di antara keduanya.

– YC