Net Interest Margin Perbankan di Indonesia #BankingSeries

Net Interest Margin adalah rasio keuangan yang digunakan di perbankan yang mengukur selisih antara pendapatan bunga yang dihasilkan oleh bank dan jumlah bunga yang dibayar kepada pemberi pinjaman mereka (misalnya, deposan), relatif terhadap jumlah aset mereka yang menghasilkan bunga.

Dapat dihitung dengan rumus:

NIM = (Interest Income / Average Interest-Earning Assets) x 100%

dimana:

Interest Income : Pendapatan bunga bersih (selisih antara penapatan bunga dan biaya bunga)

Average Interest-Earning Assets: Rata-rata aset bunga untuk periode tertentu.

 

Dengan kata lain, NIM menunjukkan keuntungan bank dari kegiatan pemberian pinjaman mereka. NIM yang lebar mengindikasikan laba yang relatif tinggi untuk bank. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) permodalan perbankan atau rasio KPMM berada di level 25,68% pada Desember 2022, posisi Alat Likuid per DPK sebesar 137,69%. Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) tercatat sebesar 78,7% pada akhir 2022. Sedangkan DPK perbankan Indonesia mencapai Rp 8.154 triliun, tumbuh 9,01% (year on year/yoy) akhir 2022. Sementara itu, kredit tercatat mencapai Rp 6.424 triliun, naik 11,35% yoy.

 

NIM Perbankan di Indonesia tertinggi di ASEAN?

Posisi margin bunga bersih atau net interest margin bank Indonesia sebesar 4,4% pada Desember 2022. Kamboja berada di posisi pertama (5,35%) dan Filipina di posisi ketiga (3,56%)

Namun, NIM yang terlalu tinggi juga dapat memiliki beberapa dampak negatif pada perekonomian, terutama dalam jangka panjang. Diantaranya, tingginya biaya pinjaman bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki pendapatan rendah dan rentan, tingginya biaya pinjaman dapat membatasi akses masyarakat terhadap modal (stagnansi ekonomi) sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk membiayai usaha dan memperluas bisnis mereka, dan berefek buruk terhadap negara dengan inflasi tinggi karena mempengaruhi stabilitas harga.

Citra Amanda