Donald Trump, Presiden Amerika serikat, kembali mengguncang pasar global dengan usulan tarif baru. Dia berencana untuk menaikkan bea masuk terhadap barang-barang dari China dan beberapa negara lain langsung memicu reaksi dari para investor, pelaku bisnis, dan pembuat kebijakan. Tarif yang diusulkan ini bertujuan melindungi industri dalam negeri dan mengurangi defisit perdagangan AS. Namun, di sisi lain, banyak ekonom memperingatkan risiko pembalasan dari China, gangguan rantai pasok, serta kenaikan biaya bagi bisnis dan konsumen di Amerika.

Pasar saham AS langsung merespons ketidakpastian ini. Indeks-indeks utama seperti S&P 500 dan Dow Jones mengalami volatilitas tinggi, sementara para investor beralih ke aset-aset safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah. Perusahaan teknologi dan manufaktur yang bergantung pada komponen impor menjadi yang paling terdampak, memicu penurunan tajam di sektor-sektor tersebut. Di tingkat global, pasar di Asia dan Eropa juga memantau situasi, terdapat pergerakan tidak pasti di pasar modal. China diperkirakan akan merespons dengan langkah balasan, seperti tarif terhadap produk pertanian atau teknologi asal AS, yang berpotensi meningkatkan tensi menjadi perang dagang penuh dan menghambat pertumbuhan ekonomi global.

Para investor bersiap menghadapi fluktuasi pasar yang lebih besar. Analis menyarankan untuk menjaga portofolio investasi yang terdiversifikasi dan terus memantau perkembangan diplomatik antara Washington dan Beijing. Beberapa bulan ke depan akan menjadi penentu arah hubungan perdagangan internasional  sekaligus kesehatan pasar global untuk tahun-tahun mendatang.